Oleh : Deni Shihabuddin
Berbagai masalah sepertinya tak henti-hentinya menghampiri negeri ini. Dari masalah yang sifatnya remeh temeh hingga masalah yang besar yang mengakar kekar yang itu hanya bisa diselesaikan dengan cara fundamental dan komprehensif. Sejatinnya setiap permsalahan harus segera diselesaikan sampai akar-akarnya agar tidak timbul masalah-masalah baru yang mencabang.
Dari sisi Ekonomi, kita masih saja sebagai bangsa yang terjajah, bangsa yang konsumtif yang tidak bisa melepaskan diri dari ketergantungan dari negara-negara yang menguasai modal dan juga pasar. Di sisi lain pasar kita juga dipenuhi oleh produk luar negeri yang jumlahnya tak terbendung, akibatnya produk dalam negeri kian lama kian tergeser karena kalah bersaing.
Di sisi Politik, bangsaa ini begitu rapih mencontohkan praktek politik yang kotor. Politik yang seharusnya dijadikan alat untuk mengatur urusan-urusan masyarakat malah di salahgunakan untuk menindas, mengekang, dan menyengsarakan rakyatnya sendiri. Saling menjatuhkan dan saling tuduh menuduh sudah menjadi tontonan lumrah di panggung perpolitikan Indonesia. Banyak juga kebijakan-kebijakan politik yang tak sesuai dengan kemauan rakyat, sehingga terjadi gape yang curam antara penguasa dan rakyatnya.
Belum lagi dari segi kebudayaan yang ternyata bangsa ini tidak punya standar yang jelas. Budaya asing yang merusak bisa begitu mudahnya menyusup. Akibatnya bisa kita lihat contoh kecilnya dikalangan remaja kita. mereka kehilangan identitas mereka sendiri. Mereka begitu bangga memakai produk-produk peradaban barat terutama yang berbau pemikiran. Sungguh jika generasi mudanya sudah kehilangan arah seperti itu, siapa lagi yang akan kita harapkan untuk bisa merubah bangsa ini, bahkan dunia ini ke arah yang lebih baik.
Di dunia kampus juga sering kita temui beberapa masalah pelik. Kampus sekarang seolah-olah di jadikan sebagai “pabrik” pencetak manusia-manusia berorientasi uang. Tidak murah untuk bisa duduk belajar di perguruan tinggi, jutaan rupiah harus tergelontorkan hanya untuk mendapat satu kursi. Dibenak mahasiswa timbul perasaan untuk mengganti uang yang telah di keluarkan keluarganya. Dan akibatnya mind set mereka ketika ada di kampus hanya untuk belajar, belajar dan belajar supaya cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan yang layak dan gaji lumyan besar.
Mahasiswa yang di elu-elu kan sebagai agen perubahan kini gerak mereka pun terasa hambar, mereka hanya berkutat pada tugas kuliah, IPK tinggi dan mendapat gelar. Bahaya memang ketika mahasiswa tidak lagi peduli urusan di sekitar masyarakat, padahal mahsiswa adalah calon dari masyarakat dan bagian dari masyarakat itu sendiri. Mahasiswa harus terbesit keinginan untuk merubahnya.
Seharusnya perguruan tinggi harus terus dikembangkan dan diarahkan untuk mendidik mahasiswa agar mampu meningkatkan daya penalaran, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, berjiwa interprenuer, penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan agamanya.
Pengembangan kemahasiswaan merupakan suatu usaha pendidikan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, berencana, teratur, terarah, dan bertanggung jawab untuk mengembangkan sikap, kepribadian, pengetahuan dan keterampilan mahasiswa, dilaksanakan paralel dengan kegiatan kurikuler untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Oleh karen itu Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Hamfara sebagai sebuah perguruan tinggi yang tidak hanya menjadikan mahasiswanya mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi tapi juga mencetak mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai rasa kepedulian terhadap kondisi terkini negara ini dan berusaha menyajikan solusi yang tentunya solutif dari sudut pandang islam sebagai ideologi yang mereka emban.
Melalui program Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM) yang di selenggrakan Unit Bina Mahasiswa (UBM) sebagai garda terdepan pembinaan mahasiswa di kampus dan juga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di harapkan akan terlahir mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang bisa menelaah berbagai permasalahan mendasar negeri ini dan juga menawarkan slousi munurut ideology islam.
Acara yang diadakan selama dua hari itu, yakni tanggal 19-20 Januari 2013 berlangsung cukup ramai. Sebenarnya acara ini khusus di adakan hanya untuk angkatan 2011 dan 2012 karena nantiny merekalah yang akan melanjutkan kepemimpinan keorganisasian dan pembinaan di kampus, namun tak sedikit juga angkatan 2010 yang hadir, karena mereka juga ingin mendapatakan ilmu baru.
LKMM kali ini di pandu oleh seorang ahli manajemen strategis yang keahliannya sudah tidak bisa di ragukan lagi, beliau adalah Ir. Muhammad Karebet Wijayakusuma, MM. Kali ini beliau memberikan teori full selama dua hari tentang bagaimana manajemen strategis dalam prespektif syariah.
Materi yang di ajarkan beliau sebenarnya adalah materi kuliah khusus mahasiswa Strata dua (S 2), namun sepanjang acara peserta pun tidak terlihat “berat” menerima materi ini, mungkin dikarenakan gaya pembawaan beliau yang santai, humoris namun tetap on track dengan materi. Sehingga para peserta pun dengan mudah memahami apa yang beliau sampaikan.
LKMM sebagai sebuah paket yang di susun dalam road map pembinaan kampus STEI Hamfara, selain itu ke depannya kegiatan LKMM ini juga akan di jadikan syarat tetap yang di include¬-kan kedalam bagian BEM. Kedepannya mahasiswa-mahasiswa lulusan LKMM ini lah yang hanya bisa memasuki badan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Misalnya saja yang di perbolehkan menjadi pengurus BEM STEI Hamfara adalah mahasiswa-mahasiswa lulusan LKMM.
Mahasiswa lulusan LKMM akan diberikan sertifikasi khusus dari pembinaan, sertifikasi ini yang akan menjadikan mereka beda dengan mahasiswa lain, karena sudahlah jelas LKMM adalah kegiatan yang mencetak mahasiswa-mahasiswa pemikir dan sudahlah pasti tangguh dalam organisasi. Tak heran mahasiswa-mahasiswa lulusan LKMM ini akan diperlakukan beda dengan mahasiswa lainnya yang tidak berpartisipasi.
Kegiatan LKMM yang berlangsung tanggal 19-20 Januari 2013 kemarin merupakan pra LKMM selanjutnya akan ada LKMM jilid ke dua yang akan diadakan insyaAllah Februari mendatang. LKMM jilid ke dua nanti mempunyai konsep down to earth, mahasiswa akan terjun ke suatu desa untuk diminta menganalisi permasalah yang ada di masyarakatnya dengan menggunakan analisis SWOT yang telah mereka pelajari di acara Pra LKMM. Setelah itu mereka diminta untuk menyajikan solusi dan memperesentasikannya di tengah-tengah masyarakat.
Berikut beberapa testimoni para peserta setelah mengikuti acara pra LKMM :
Muamar Ali (18 Tahun) : "Alhamdulillah acara LKMM sangat menarik. Dari kegiatan ini banyak sekali inspirasi yang aku dapatkan, apalagi pak Karebet, beliau sangat ahli dalam menyampaikan materinya sehingga kita selaku peserta tidak merasakan kejenuhan dalam melaksanakan acara itu. Semoga kedepannya aku bisa menjadi seperti beliau, menjadi seorang inspirator dan ahli manajemen strategi. Aamiin"
Hanan Afif (18 Tahun) : "subhanalloh.. ternyata acara pra LKMM ini membuka mata saya, bahwa apa yang kita inginkan dapat tercapai apabila kita ingin berusaha dan berani untuk menerima resiko. Semoga acara ini dapat selalu dilaksanakan setiap tahun."
Ubay Hidayatullah (21 Tahun) : "kenapa baru kemarin acara LKMM dilaksanakan? kenapa angkatan 2011 baru sekarang ikut LKMM? Padahal acaranya bagus banget, bisa membuka hati dan pikiran bahwa manajemen strategis itu sangat penting!"