Yogyakarta - Hamfara-1953 (20/12) - Gema Pembebasan Yogyakarta melakukan silaturahim dan audiensi kepada Pengurus Wilayah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Yogayakarta. Perwakilan dari GP Yogyakarta langsung disambut oleh pengurus wilayah KAMMI di Sekretariat KAMDA Sleman.
Dalam audiensi kali ini, GP Yogyakarta membincangkan mengenai APBN 2014 yang semakin kapitalistik dan menyengsarakan rakyat. Namun, sebelum memasuki pembicaraan inti, masing - masing dari kedua Gerakan Mahasiswa tersebut memperkenalkan diri. Hadir pula Ketua Umum GP Yogyakarta, Bung Widjie dan Ketua Umum KAMWIL DIY, Akhi Azza.
"Tepat pada tanggal 25 Oktober 2013, APBN 2014 sah ditetapkan, yang awalnya baru R-APBN kini telah menjadi APBN resmi. Dan ketika kita lihat lebih teliti ada peningkatan anggaran yang sangat besar, dari tahun sebelumnya. Dan lebih menyengsarakan lagi, sumber pemasukan paling tinggi untuk APBN berasal dari pajak rakyat yang mana tembus di atas 70%. Ini membuktikan bahwa APBN 2014 sangat menyengsarakan rakyat. Ditambah lagi, salah satu poin pemasukan juga dari pinjaman - pinjaman Bank Central dan Luar Negeri, dan jelas di dalam itu terdapat riba", tutur Bang Lutfi salag seorang perwakilan GP Yogyakarta.
Menanggapi hal tersebut, Ketua KAMWIL DIY, Akhi Azza mengatakan, "Apa yang disampaikan oleh rekan - rekan memang benar, bahwa riba ada di dalamnya, dan jelas itu haram. Dan untuk permasalahan APBN, KAMMI DIY pun akan mengawasi, memantau dan mengawal penggunaan APBN itu sampai ke daerah terlebih khususnya DIY ini"
Audiensi pun diakhiri pada pukul 17.30 WIB dengan penawaran dari GP Yogyakarta kepada rekan - rekan KAMWIL DIY utk bersedia menjadi pembicara dalam Dialog Pergerak pada tanggal 29 Desember mendatang dengan tema "Kapitalisme-Liberalisme : Pembunuh Rakyat" . [NAP]