Selamat datang di Hamfara-1953.Com

Politik Pragmatis Prabowo, dulu Neolib-nya SBY Dikritik Sekarang Dipuja-puji

Jumat, 13 Juni 2014 0 komentar

Jakarta, Capres Prabowo Subianto hanya terlihat tegas secara fisik, tapi lemah dalam prinsip. Hal itu terlihat dari dipilihnya mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa sebagai cawapresnya.

Pada pemilu 2009 hingga awal 2014, Prabowo gencar mengkritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena mengusung sistem ekonomi liberal dalam pemerintahannya. Namun, pada pemilu presiden 2014, Prabowo justru berpasangan dengan Hatta Radjasa yang merupakan penggerak utama sistem ekonomi Presiden SBY.

“Ini tidak jelas, maunya apa. Kekuatan Prabowo sebenarnya dulu karena ia dianggap sebagai antitesa dari apa yang dilakukan Presiden SBY. Tapi, sekarang justru dekat dengan Partai Demokrat, memang logikanya tidak masuk sama sekali,” kata Direktur Eksekutif Lingkar Studi Masyarakat Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti kepada wartawan, Jakarta, Senin (2/6).

Ia menilai hal itu sebagai pribadi Prabowo yang sebenarnya. Ketegasan dan keberanian Prabowo yang menjadi tema utama bahan kampanye pendukungnya ternyata hanya tampilan fisik.

Bahkan, kata Ray, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setidaknya sudah dua kali mengkritik visi dan misi pasangan Prabowo-Hatta. Pertama soal janji dana desa Rp. 1 miliar per desa yang diklaim oleh Prabowo sebagai hasil kerja keras Partai Gerindra. Padahal, poin itu sudah ada dalam UU Desa di mana salah satu yang getol memperjuangkannya adalah PDIP. Sementara kedua adalah soal nasionalisasi semua aset yang dikuasi pihak asing.

“Ketika visi dan misinya dikritik Pak SBY, mereka langsung nurut. Harusnya kalau dia tegas dan berani, Pak Prabowo harus tantang, bukan malah keringatan kalau ada Pak SBY,” jelas Ray Rangkuti.

Oleh karena itu, Ray juga menilai aneh pendapat sejumlah politikus Partai Demokrat bahwa antara Prabowo-Hatta terdapat kesamaan visi dan misi serta platform partai.

“Tak jelas Prabowo-Hatta maunya apa. Mau dibilang mengusung ekonomi kerakyatan, dia gandeng Partai Demokrat yang neoliberal bersama Hatta. Mau dibilang sama dengan Partai Demokrat, visi dan misinya dikritik sama Pak SBY,” tutupnya.[]ma/merdeka/di.com [www.hamfara-1953.blogspot.com]
Share this article :
Silakan sebarkan artikel dalam blog ini, dengan syarat tetap menjaga amanah dalam penyalinan dan pengutipan tanpa memotong, menginterpretasi, dan mengubahnya; dan harus mencantumkan sumber dari apa yang diterjemahkan dan dipublikasikan
 
Support : Dakwah Kampus Chapter Hamfara
Hak Cipta hanya milik Allah SWT
Di buat oleh Creating Website dan Di modifikasi oleh Musthalihul Fatih
Di dukung oleh Blogger